Dia, Tanpa Aku
gak keitung berapa minggu, atau mungkin bulan, gw udah ada di rumah tercinta. jarang keluar karena emang ga ada alesan buat keluar. pingin jalan sama temen2 tapi ga enak, karena beberapa dari mereka ada yang belum dapet tempat kuliah, jadinya ga enak aja kalo ngajakin jalan. biarin mereka dapet tempat kuliah dulu, baru jalan2, gitu.
nah.
belakangan ini, gw malah jadi sering beli buku. novel sih tepatnya. padahal banyak juga novel di rumah gw yang belum selesai gw baca. kebanyakan novel terjemahan. karena bahasanya kaku, gw jadi bosen bacanya. akhirnya, baru beberapa lembar gw baca, udah gw tinggalin aja. zzzz.
yaudah mulai saat itu gw mutusin untuk beli novel asli indonesia aja deh.
dari beberapa novel yang gw beli. ada satu nih yang terakhir gw baca. baru aja selesai beberapa menit yang lalu, dan gw langsung pingin share.
Penulis : Esti Kinasih
Saat yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA! Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk SMA yang sama dengan adiknya, Reinald, dan sekelas pula. Namun, keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak pernah terwujud. Cowok itu kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh dari rumah Citra.
Reinald menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya untuk menyalahkan Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu menjadi penuh permusuhan. Keduanya kemudian kerap bertengkar tanpa Citra tahu pasti alasan sebenarnya.
Sikap Reinald berubah drastis ketika Citra memutuskan untuk tidak lagi mengacuhkannya. Kini Reinald berada di posisi yang sama seperti Ronald dulu. Perubahan sikap Reinald itu tanpa sadar mendekatkan keduanya. Dan akhirnya Reinald tak lagi ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya.
"Gue suka cewek lo," ucap Reinald suatu hari di depan foto Ronald. Dan itu membuat sang kakak kemudian "kembali"!
baru baca beberapa halaman awalnya aja gw udah nagis. ya itu deh, pas adegannya si Ronald ketabrak, pas malem dia mau pertama kalinya ketemu citra, untuk ngomong tentang perasaannya. gw bayangin juga beneran ada orang kayak Ronald, yang suka sama orang sampe segitunya, nyatet semua perkembangan orang yang dia sukain, ngamatin dari jauh, jagain, dan akhirnya mati saat diahampir ngenalin dirinya ke orang yang dia sukain itu. tragis. banget.
recommended deh. banget. tetep, mbak Esti mengungkapkan sense of humournya yang gw rasa, emang bagus, lewat tingkah lakunya Ronald yang (menurut gw) kocak dan juga lewat sosok Citra yang isenagnya kebangetan. wah gak rugi deh baca ini. walaupun endingnya gw gak terlalu suka sih. gw gak rela kalo si Citranya diserahin ke Reinald, adeknya Ronald. huh, gw kan maunya Citra sama Ronald aja.
yasutralah. gitu aja kali yee.
Comments
Post a Comment