Belajar untuk mencintai rumput sendiri

"Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau"


Entah ini pepatah dari mana, dan apakah redaksi kalimatnya benar seperti ini atu bukan, wallahu a'lam
Yang penting, makna yang terkandung dalam pepatah diatas, sangatlah dekat dengan kehidupan kita.
Rumput diibaratkan sebagai sebuah ladang kehidupan. Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau, diibaratkan sebagai sebuah persepsi bahwa ladang kehidupan orang lain selalu nampak lebih baik daripada ladang milik sendiri.
Tengoklah, berapa orang di dunia ini yang tidak puas dengan kehidupan yan dimilikinya, dan selalu menginginkan ladang kehidupan orang lain. Padahal kita semua tak pernah tahu, rahasia apa yan Allah simpankan untuk kita, di balik semua keputusannya, memilihkan ladang ini untu kita tempuh.

Aku pun pernah begitu.
Keterlambatanku mengetahhui minatku sendiri, yaitu pada ilmu ekonomi Islam, membuatku terkadang merasa telah salah dala mengambil keputusan untuk sekolah di STAN.
Aku kemudian seringkali merasa iri pada mereka yang berkesempatan mendalami ilmu ekonomi Islam, di kampus-kampus ternama dan berkualitas, dengan dosen-dosen yang mumpuni.
Aku membayangkan betapa indahnya hidup, ketika kita bisa mendalami apa yang kita sukai.

Kemudian aku beristighfar.



Aku seharusnya paham, bahwa keputusanku, tak semata-mata berkat pengaruh diriku sendiri saja.
Ada Dia yang memengaruhi hatiku. Ada Dia yang mengontrol pikiranku. Ada Dian yang membukaka mataku.
Mengapa aku ditakdirkan di STAN, padahal aku tak berbakat di akuntansi?
Pasti Allah punya rahasia, yang sedikit demi sedikit mulai bisa kuungkap, walaupun belum sepenuhnya.
Memang benar, Allah tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan.
Tetapi satu yang perlu kita ingat, Dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan.

Kemudian aku tersadarkan akan hal lain.
Bahwa ada banyak sekali orang di luar sana yang menginginkan posisi ku disini.
Mereka bahkan dengan sepenuh hati berusaha untuk dapat bersekolah di sini, mengerahkan segala yang dipunya untuk mendapatkan apa yang aku dapatkan saat ini.
Namun ketika Alah berkata tidak, maka tidak.

Apa yang bisa kita pelajari?
Rasa syukur, yak itu dia.
Ketika kita menginginkan untuk ada di posisi orang lain, terkadang kita lupa, bahwa ada segerombol orang di luar sana yang bahkan hanya bisa bermimpi untuk bisa ada di posisi kita.
Menyia-nyiakan apa yang kita miliki saat ini, berarti sebuah pengkhianatan kepada mereka.
Belajarlah untuk mencintai rumput sendiri, ladang sendiri.
Kita tak pernah tahu, kejutan apa lagi yang Allah sembunyikan untuk kita di jalan yang sedang kita tempuh. Yang kita tahu hanyalah sedikit sekali.
Belajarlah untuk "membutakan" mata kita terhadap ladang orang lain, apabila ha tersebut akan membuat kita kufur ni'mat, dan bukannya memacu semangat kita.

Allah tahu, dan Allah tidak buta.
Allah lihat, sampai ke lubuk hati kita yang paling dalam.
Tidak perlu resah. Mimpi dan harapanmu itu akan sampai ke langit.


Allah, izinkan aku mendalami ilmu ekonomi Islam..

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Menyapih Empeng Anak

girls

fabulous science 4