Hakikat sebuah ujian

Tulisan di bawah ini adalah rangkuman dari Kajian Jum'at di kampus beberapa hari sebelum UAS. Sebelumnya, saya post tulisan ini di notes facebook Memang tujuannya memotivasi untuk semangat menjalani UAS, tapi bila dikaitkan dengan hakikat ujian dalam kehidupan secara umum , insya Allah isinya cukup relevan.
selamat membaca :)




Bismillah.

Teman-temanku yang disayang Allah, ini, ada oleh2 sedikit dari Kajian Jum’at tadi siang, semoga yang belum berkesempatan hadir, sedikit ketikan ini bisa membantu :)

Kali ini tentang ujian. Ujian semester kah? Yap. Pembicara yang dihadirkan pun ‘seseorang’ banget, Mbak Rara ^^

Beliau mengawali kajian dengan membacakan slogan organisasi yang beliau geluti semasa di UGM dulu “Melantun dzikir, Menantang fikir” --> eh bener nggak ya, tlong dikoreksi ^^

Menarik, ya?

Dzikir dan fikir. 2 makanan pokok bagi akal, pikiran, dan hati kita. Dalam setiap langkah kehidupan, 2 aktivitas inilah yang harusnya senantiasa mendominasi.

Selanjutnya, beliau membeberkan kepada kami, tentang makna dari sebuah ujian. Ujian, memiliki paling sedikit 2 makna :
    • Sarana yang diberikan oleh Allah untuk menguji ketahanan dan kekuatan dzikir dan fikr kita.
    • Menguji kekreatifan dan ketenangan kita, dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.
Mungkin kita pernah bertanya, kenapa ya ujian itu mesti ada?
    • Tanpa ujian, manusia tidak akan pernah menyadari keterbatasannya dalam segala sesuatu, kelemahannya, dan kebutuhannya selalu pada pertolongan Allah.
    • Tanpa ujian, manusia tidak akan termotivasi untuk meningkatkan skill dan kemampuan.
    • Tanpa ujian, manusia tidak akan terbiasa untuk saling membantu sekaligus berkompetisi. Hey, masuk syurga juga kompetisi loh, lihatlah bagaimana para sahabat dulu sangat bersemangat berfastabiqul khayrat. Persaingan, atau kompetisi, di dunia, apalagi di akhirat, makin lama makin ketat, makin sulit. Sudah sesiap apa?
setiap kita, pasti ingin kita lulus dalam ujian, ya tho? Tapi hendaknya, bukan hanya masalah lulus/tidaknya kita dalam menempuh sebuah ujian saja yang menjadi fokus kita, namun juga tentang dimana ujung dari setiap ujian yang kita jalani.

Nah lho, maksudnya?

Jadi begini, setiap ujian, memiliki ujung, ada 3 ujungnya :
    • Melangkah ke ujian lain yang lebih tinggi tingkatannya
    • Meningkatnya ilmu dan kapasitas kita
    • Kehabisan energi dan berhenti.

Sekarang renungkanlah..
Ujian yang kita jalani selama ini, ujungnya yang mana ya kira2? Hmm..

Teman-teman..
Alangkah beruntung bila kita bisa lulus, dan bisa melangkah ke ujian berikutnya yang tingkatannya lebih tinggi, itu berarti derajat kita lebih tinggi dari sebelumnya kan? Otomatis, kapasitas ilmu dan skill pun meningkat. Jika ini terjadi secara berkesinambungan, ga butuh waktu lama buat kita menjadi seseorang yang ‘wow subhanallah’
Tapi, waspadai ketika, ujian hanya menghabiskan energi kita, kemudian kita berhenti. Berhenti bergerak, berdzikir, berfikir. Dan akhirnya, jalan di tempat. or worse, mundur ke belakang..

Karakteristik pemenang
yang ini cukup menarik. Ada 4 karakteristik seorang pemenang
    • KUAT. Dzikirnya, fisiknya, fikirnya.
    • TAHAN. Untuk terus berdzikir, berfikir, bergerak,walaupun membosankan-gak enak-jenuh.
    • KREATIF. Mencari jalan lain ketika salah satu jalan tertutup.
    • TENANG. Dalam menghadapi situasi sulit dan menempuh setiap step dalam kehidupan.
Karakteristik adalah potensi. Takkan berhasil tanpa manajemen yang baik.
Ada beberapa kiat dari Mbak Rara, untuk bisa jadi pemenang sejati..
  1. 1. Mampu memahami hakikat sebuah ujian.
Ujian tuh, sebenarnya buat apa sih? Ayo jawab.
Jawaban tiap orang akan berbeda, tergantung cara masing2 orang memaknai setiap ujian itu sendiri. Ada yang menganggap ujian hanyalah rutinitas pengantar liburan, ada juga yang menganggap ujian sebuah tantangan. Kalau kita berpikir ala dosen (karena Mbak Rara seorang dosen), ujian itu diberikan ke mahasiswa, untuk menguji kemampuan dan daya tahan mahasiswanya : nih mahasiswa2 ane pada tahan nggak, tiap hari dicekokin materi kuliah. Mampu nggak mereka, mengolah apa yag mereka terima, untuk dikaitkan dengan permasalahan2 yang mereka hadapi sehari-hari. Bukan hanya mendegarkan penjelasan dosen, tapi diolah, diasah kemampuan berpikirnya, untuk mencari solusi dari setiap permasalahan menggunakan ilmu yang didapatkannya di bangku kuliah. Wow banget kan. Kalau saya, jujur, masih amat jauh dari pemaknaan barusan. Kamu?

2. Mampu memaknai pentingnya ujian dan ilmu di balik ujian tersebut.
Tau maknanya, tapi menganggap ga penting, sami mawon..kalau kita udah ngerti ujian itu penting, maka kita akan mempersiapkan diri kita untuk menghadapi ujian.
Contoh penting, jasad.
Jasad kita, adalah penunjang aktivitas fikir dan dzikir. Kalo dikasih makan mie instan terus (JLEBBB!) mana bisa berfikir secara sempurna? Penuhi dong hak jasad kita...kasih makan yang halal dan thoyib.

3. Mampu menyusun tujuan, target, dan sasaran yang jelas, tegas, dan tepat.
Misalnya nih. Kamu kuat di kemampuan menghitung. Semua soal2 akuntansi jadi makananmu tiap hari. Ya jadikan itu kekuatanmu. Targetkan, matkul2 apa yang kamu harus dapat niai baik dengan kekuatanmu itu. Jadikan itu sebagai sasaran yang harus terpenuhi.
Target yang jelas akan menjadi ukuran keberhasilan kita. Kalo targetnya aja udah geje, akan sulit menjadi indikator keberhasilan, wong targetnya ga jelas atau malah ngga ada, mau ngukur apa?
Harus realistis juga lho ya.
Setelah itu, buatlah rencana aksi yang efektif dan efisien. Yang ini harus kreatif. Nah.

4. Mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada.
Hayo, kamu punya apa aja? Kalo modalnya anak STAN biasanya : laptop, modem, akun facebook --> cari kisi-kisi, hehe. Eh, temen yag pinter tu juga aset loh. Ayo, manfaatkan..manfaatkan he he he. Optimalkan seluruh sumber dayamu ya.

5. Benar-benar menjalankan rencana aksi
Eksekusi bro. Planning tanpa eksekusing (bahasa apa ini) Cuma akan menghabiskan energimu. Ngapain susah2 bikin rencana kalo ga dieksekusi?

6. Melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Ini dilakukan setelah selesai melaksanakan ujian. Jangan langsung seneng2. Hura-hura. Lakukan evaluasi. Berhasilkah? Gagalkah? Mana yang salah? Mana yang kurang?
Tanpa evaluasi,kita akan kehabisan energi dan berhenti.
Tanpa evaluasi, kita ga akan tahu, mana yang perlu diperbaiki, mana yang sudah baik, dan mana yang perlu ditingkatkan.
Tanpa evaluasi, kita akan jalan di tempat, mbak.

7. Mampu menindaklanjuti evaluasi.
Experience is the best teacher, bukankah begitu? Evaluasi telah dilakukan, namun ga ada tinak lanjut atas evaluasi kita. Yah sama aja..maksudnya evaluasi kan supaya kita tahu, mana yang salah. Ketika sudah ketemu, selanjutnya? Perbaiki ! tanpa perbaikan, hasilnya akan sama dengan ketika kita tidak melakukan evaluasi. Ya kan?

Agak sedikit tergelitik, dengan statement yang dilontarkan Mbak Rara di tengah-tengah materi.

“Mungkin pernah kita mengalami saat-saat dimana ketika, kondisi ruhiyah kita nggak bagus, belajar juga biasa aja, namun, nilai yang kita dapatkan bagus banget. Kalo kita berpikir dengan logika manusia, nggak belajar tapi dapet bagus, kalo gitu besok2 belajarnya gini aja toh dapet bagus juga,  tapi kalo kita berpikir dengan logika iman, seharusnya kita beristighfar, kok bisa ya dengan kondisi lemah ruhiyah dan ikhtiar asal-asalan gini bisa dapet bagus? Apa Allah sedang menegur kita dengan ni’mat yang besar ini? Malu. Malu lah kita pada Allah.”

Ah, ya. Benar juga. Terlepas dari rasa syukur luar biasa atas ni’mat itu, patutlah kita evaluasi diri, jangan2 Allah memang sedang menegur kita, dengan cara ini..

Bersikaplah dewasa, siaplah dengan resiko atas keputusan yang kita ambil. Mutusin SKS, ya ambil risiko pusing materi kebanyakan-kalangkabut-dll. Mutusin blajar asal-asalan, ya terima risiko nilai ancur ga karuan..

Ada kalanya, situasi yang kita hadapi nanti, tidak sesuai dengan prediksi. Kalau sudah begini, harus ngapain?
Tenang dan kreatiflah mencari jalan lain.
Ketenangan adalah modal awal. Kalo udah panik, semua gelap, semua buntu.

Teman-teman, harta seorang muslim adalah hikmah yag tercecer. Dimanapun, kapanpun, ketika bertemu dengan hikmah, ambil dan kumpulkanlah.
Temukan hikmah yang luar biasa di balik ujian kita kali ini.

Moga tulisan ini membantu, di tengah-tengah kesungguhan teman2 dalam belajar.

Yakin deh, Allah Maha Melihat setiap usaha yang dikerahkan hamba-Nya
Selamat ujian kawan




Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Menyapih Empeng Anak

girls

fabulous science 4