rasa suntukku tertinggal di Gramedia Matraman

Assalamu’alaykum wr wb

Satu kata : suntuk.

Setelah menunaikan tugas hari ini : membina adik-adik kelas, aku ngeloyor ke Gramedia Matraman untuk sedikit mengikis rasa suntuk dan bosan itu. Lagian udah lama banget ga main kesana, sejak ga berkeliaran di daerah Salemba lagi, aku jadi jarang banget main ke Toko Buku yang katanya terbesar se-Asia Tenggara itu (baru tau? Gue juga!)

Aku seneng ke toko buku, dan kurasa banyak pula orang yang suka main ke toko buku. Ngeliatin aneka macam buku dengan judul berbeda, dari yang paling abstrak sampai yang paling konyol dan gak nyambung. Juga warna-warni cover buku dan gambar-gambar yang ada di covernya, bikin gemes pengen beli, hehe..

Well, setelah melesat beberapa saat, sampailah daku di pelataran Gramedia Matraman yang terlihat cukup ramai hari ini. Oh iya, sabtu yak.

Langsung deh, nagcir ke lantai 2 buat liat buku-buku baru. Ckck, lama kutinggal, toko buku ini udah dipenuhi oleh seabrek buku-buku terbitan baru, banyak yang dari penulis-penulis favoritku pula! Habiburrahman El-Shirazy, Donny Dirghantoro, sampai Andrea Hirata pun menelurkan karya terbarunya! Wow!

Langsung deh, gatel n tangan pingin nyomot tuh buku-buku dan ngeboyong ke kasir. Kulirik dompet, ups, financial tidak mendukung. Oke, ina. Skala prioritas.

Hmm, aku telusuri satu persatu buku-buku baru yang ada di rak buku di lantai dua. Cukup banyak buku-buku bagus yang bisa kubaca untuk mengisi Ramadhan kali ini. Rasanya pingin dibeli semua. Tapi tetep, harus inget kocek, nanti beli buku banyak trus malah ga bisa bayar angkot kan repot!

Tanganku terhenti pada sebuah buku dengan judul yang cukup menarik, yang sayangnya aku lupa judulnya, hehehe, soalnya panjang sih! Kubaca sinopsisnya di belakang bukunya, intinya buku ini menceritakan tentang perjalanan seorang wanita di daratan Eropa untuk menelusuri sejarah peradaban Islam.

“wah, pas banget nih!” Aku emang sedang ingin mempelajari sejarah perkembangan peradaban Islam, terutama di tanah Eropa. Tapi literatur yang aku temui kebanyakan berisi teori yang panjaaaaaang, yang bikin nguap duluan sebelum sampai setengah halaman. Pas banget nih buku, nyeritain tentang peradaban Islam, tapi dalam bentuk narasi. “asik, beli aaah..”. aku comot tuh buku, trus mulai beralih ke sisi seberang dari tempat aku mengambil buku tadi.

Kulihat di pojokan ada kursi berderet-deret, dengan seorang mas-mas berdiri di depan sambil ngoceh, dan beberapa manusia telah duduk manis di kursi berderet-deret itu. Lamat-lamat kubaca spanduk yang dipasang sebagai background panggung :Talkshow dan Booksigning Notes from Qatar – Muhammad Assad dan Life Signs – Andre Raditya.



Notes from Qatar, ya ampun, buku itu kan buku wajib yang aku pernah janji bakalan aku beli, dulu, sebelum masuk masa-masa UAS. Kok sekarang malah lupa ya? Alhamdulillah, sekarang malah pas banget ada bedah bukunya, langsung ketemu sama penulisnya, asik! It’s the right time to buy!

Langsung kusambar buku Notes from Qatar terdekat yang bisa kuraih, dan ngacir ke kasir. Oh tunggu, sepertinya uangku nggak cukup untuk beli dua buku ini sekaligus. Akhirnya dengan sedih, kukembaliin buku yang pertama pingin kubeli ke tempatnya, dan berjanji kalo punya uang, buku itu akan jadi salah satu buku yang ada di rak buku kamarku.

Here I am. Mendengarkan Mas Assad ngomong.

Dari mulai perjuangannya mendapatkan S-1 dan S-2 full scholarship, pengalaman spiritualnya dengan jurus jitu bertitel sedekah, sampai tips-tips ala Mas Assad dalam menggapai mimpinya : Positive,Persistence, and Pray!

Pas sesi booksigning, aku sempatkan bertanya pada beliau, bagaimana cara mendapatkan info untuk cari beasiswa, beliau menuliskan alamatnya di bukunya yang baru kubeli : www.rumahbeasiswa.com beliau juga menyrankan aku untuk rajin nanya dan konsultasi sama kakak kelas atau orang lain yang banyak tau seputar perbeasiswaan ini. Senangnya, dapet ilmu baru! :)

Bedah buku kedua : Life Signs oleh Andre Raditya. Yang ini aku ga beli bukunya, karena memang uangnya nggak ada :( maafkan saya Mas Andre..

Dari Mas Andre aku belajar tentang bagaimana membaca tanda-tanda hidup, yang sebenarnya kalau kita amati, mempunyai pola yang sama, tinggal apakah kita jeli atau tidak dalam melihat tanda-tanda tersebut. Juga tentang bagaimana belajar menerima diri sendiri dan berdamai dengan masa lalu.

Ada satu bagian menarik yang Mas Andre ungkapkan : "Nabi Musa a.s dilejitkan potensinya dan diberi kemnafaatan oleh Allah secara maksimal, ketika beliau telah tulus dan ikhlas dalam menerima takdirnya menjadi seorang Nabi. Maka bagaimanakah halnya dengan diri kita? Apakah kita telah menerima diri kita dengan segenap keihklasan selama ini? jangan-jangan kita belum sepenuhnya menerima segala kelebihan dan kekurangna diri ini sehingga Allah belum mau memaksimalkan daya manfaat kita."

nah lho, bener jug tuh.

Alhamdulillah, hari ini dapet ilmu yang luar biasa banyak. Dari Mas Assad, juga dari Mas Andre. Aku yakin, langkah kakiku menuju Gramedia udah diatur oleh Allah, seperti yang dikatakan Mas Andre : “Tidak ada yang kebetulan di dunia ini” dan sepertinya Allah memang menghendaki aku belajar sesuatu hari ini, disini, di Gramedia Matraman.

Alhamdulillah, terima kasih Allah :)

...dan segala rasa suntuk itu kutinggal di Graedia Matraman, aku pulang dengan sukacita, membawa harapan dan semangat baru..

Wassalamu’alaykum wr wb

Aku punya cita-cita gila : menerbitkan buku dan member manfaat untuk masyarakat lewat buku yang kutulis. Seperti Mas Assad, Mas Andre, dan penulis lainnya. Buku apa yang akan kutulis? Belum tau juga. Yang jelas aku harus nerbitin buku. Yes, harus. Saksiin ya woy. #BRB mikir mau bikin buku apa.

Comments

  1. inaaaa ciee kok 'aku' sih na sekarang? ckckck

    ReplyDelete
  2. btw kalo udah nerbitin buku bilang2 ye na. hehe. gw juga berharap bisa nulis buku ,entah apapun itu. amin bgt

    ReplyDelete
  3. hahaha..biar lebih universal peh wkwk :P
    aamiin, semoga terkabul ya peh cita-cita kita :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Menyapih Empeng Anak

girls

fabulous science 4