jagakarsa





Ahad, 4 Desember 2011—Alhamdulillah, hari yang luar biasa. Tidak sia-sia pagi-pagi menelusuri jalanan Cilincing – Bekasi Timur – dan akhirnya tiba di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Yap, kemarin saya mengikuti acara Workshop Ekonomi Syariah yang diadain sama STEI SEBI bekerjasama dengan WAMY Indonesia.
Acara ini terdiri dari tiga sesi dengan ilmu yang berbeda. Ibarat makanan, walaupun beda-beda semuanya tetep masuk kategori main course, ga ada hidangan pembuka dan penutup, karena semuanya penting, hehe.
Oke, sekadar berbagi pengalaman dan sedikit ilmu, mudah-mudahan bisa bermanfaat.
Sesi pertama : Workshop Ekonomi Syariah. Dengan mengambil tema besar strategi sosialisasi dan edukasi ekonomi syariah di masyarakat, workshop ini dihadiri oleh tiga pembicara, Hendri Tanjung (penulis novel ekonomi), Ali Sakti (Deputi Perbankan Syariah BI), dan Endang A. Yani (penulis buku ekonomi syariah untuk SMA). Dari ketiga pembicara yan hadir, yang membuat semangat menyiarkan ekonomi syariah saya berkobar-kobar adalah Pak Ali Sakti. Saya dibuat berdecak kagum oleh wawasan dan semangat Bapak yang konsen pada Bidang Penelitian dan Pengembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia ini. Berlebihan kah? Mungkin tidak juga, haha..Memang beliau lah salah satu alasan saya hadir di Workshop ini, karena memang saya belum pernah bertemu langsung sebelumnya dan ingin bertemu dengan beliau. Berikut beberapa kalimat beliau yang ada di coretan saya,
“Perjuangan ekonomi syariah tak lepas dari perjuangan Islam itu sendiri. Di luar sana, saudara-saudara kita yang lain turut pula berjuang dalam bidangnya masing-masing, hukum, sains, dan yang lainnya. Pada akhirnya nanti perjuangan kita akan bertemu pada satu titik, yakni dikibarkannya panji Islam di tengah-tengah kita. Ekonomi global saat ini masih dalam masa krisis. Perekonomian Amerika dan Eropa yang dulunya disanjung-sanjung, sekarang mulai berada di ambang batas kehancuran. Tingkat perbandingan antara GDP mereka dengan utang luar negeri mereka mencapai 100 persen! Bahkan lebih. Inikah yang dinamakan “End of The West” ?
Motor ekonomi dunia saat ini beralih ke Timur Tengah dan Asia. Indonesia, dengan jumlah komunitas muslim terbesar di dunia, seharusnya dapat pula menjadi motor utama penggerak ekonomi dunia dengan sistem ekonomi syariahnya. Sayangnya, para muslim Indoensia belum merasa memiliki eko-nomi syariah sebagai sistem perekonomiannya. Ketika ada produk makanan yang diketahui mengandung babi, kita heboh bukan main. Tapi ketika di dompet-dompet kita ada uang hasil dari riba, nyantai-nyantai aja, nggak jijik sama sekali. Padahal ya sama aja, babi dan riba, sama-sama haram. Masa dari 110 juta orang muslim, cuma 8 juta yang megang rekening syariah?Asset perbankan syariah di Indonesia pun baru 3,6 persen, belum mencapai 5 persen.
Perjuangan ekonomi syariah membutuhkan pengorbanan yang besar dan idealisme yang tinggi. Sampai ketika nanti kalian terjun di dunia kerja, tak masalah bagi kalian berapa pun kalian digaji,asalkan ekonomi syariah tegak di muka bumi. Sekarang saatnya untuk menyiapkan diri, mengasah pedang kalian agar lebih tajam lagi. Ingatlah, sebuah perjuangan tidak ditentukan oleh hasil. Semnagat tidak boleh turun karena hasil yang juga turun. Tetaplah berjuang!”
Masih banyak lagi kalimat-kalimat yang beliau paparkan. Sayang sekali kemampuan mencatat saya cukup buruk, jadi hanya itu yang bisa saya bagi :)
Workshop berakhir pada pukul 13.00 dilanjutkan dengan training jurnalistik oleh Damanhuri Juhri, wartawan senior Republika yang sudah banyak makan asam garam. Kalau sesi ini mungin teman-teman sudah banyak yang pernah mengikuti training kepenulisan, jadi kita skip saja ya :D
Yang paling istimewa adalah sesi ketiga. Sesi ini sebenarnya tidak direncankan oleh panitia, melainkan permintaan pribadi dari Direktur WAMY. Kami kedatangan salah satu mujahid Palestina yang baru saja bebas dari penjara Israel setelah ditahan selama 20 tahun. Nama beliau adalah Al-Ustadz Zahir Aliy Abu Musa (atau mungkin saya salah catat karena beliau berbicara dengan bahasa Arab yang cepat, mohon maaf). Beliau dijatuhi hukuman penjara selama 140 tahun, namun setelah 20 tahun beliau dapat bebas karena perjuangan mujahid palestina yang tergabung dalam Hamas.
Awal mula ditahannya beliau adalah ketika beliau menjadi salah satu aktivis gerakan jihad di Palestina ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Najm, tepi barat. Beliau dan banyak mahasiswa lain ditahan dan dijatuhi hukuman bermacam-macam masanya, mulai dari ratusan hingga ribuan tahun. Anda mungkin familiar dengan nama Yahya Ayyasy, salah satu mujahid Palestina yang syahid, adalah juga sahabat dekat dari Ustadz Zahir ini.
Penyiksaan yang dialami beliau sungguh luar biasa. Beliau ditahan di dalam kamar berukuran 2 x 3 meter, tanpa boleh berkomunikasi dengan siapa pun. Selama 20 tahun ia jalani hukuman tersebut, ketika ditaanya apa yang bisa membuatnya bertahan, beliau menjawab mantap, “Kedekatan saya dengan Allah SWT.” Beliau dan para tahanan lain mampu mengubah penjara menjadi sebuah madrasah. Merek amengkaji kitab-kitab, mempelajari ilmu dunia, beberapa dari mereka juga aktif dalam halaqah Al-Qur’an. Semakin ditekan, semakin mereka kuat. Mereka yakin, janji Allah itu adalah sebuah keniscayaan.
Apa yang mebuat Ustadz Zahir ingin berkunjung di Indonesia? Simple saja. Beliau melihat di televisi ada sekelompok masyarakat yang berdemo menuntut pembebasan Palestina. Hal tersebut membuatnya dan yang lain merasa bahwa mereka tidak sendiri. Ada saudara sesame muslim lain yang juga peduli kepada mereka. Ketika beliau sampai di Indonesia, kondisi yang berbeda antara disini dengan di Palestina membuatnya berujar, “Kebebasan yang ada disini harus dimaksimalkan. Jadilah pemimpin, wahai pemuda Islam!”
Pesan terakhir dari beliau adalah, “Saya percaya dan yakin bahwa Islam akan bangkit dan Al-Aqsa akan menang adalah sebuah janji dari Allah. Hidupkan syariat Islam di dalam diri-diri kalian, maka syariat Islam akan tegak di muka bumi!”
Mungkin tulisan saya belum bisa membangkitkan semangat kalian, kawan-kawanku. Tapi percayalah, orasi yang disampaikan beliau membuat seisi ruangan pada saat itu hening merinding, bergetar dengan takbir. Memang sudah saatnya pemuda Islam berkontribusi lebih besar untuk kebangkitan Islam, yang adalah sebuah keniscayaan.
Mohon maaf apabila tulisan ini menyinggung pihak mana pun. Tidak ada maksud lain selain berbagi ilmu dan pengalaman :) :D

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Menyapih Empeng Anak

girls

fabulous science 4