Kenapa saya menulis?

Saya senang menulis sejak kecil.

Saya inget banget, dulu pas SD, saya bikin majalah sendiri. Kok bisa? Lha, bisa dong, nggak pernah jadi anak kecil ya? He he. Ya jadi dulu itu saya terinspirasi dari suatu majalah anak muslim yang isinya cerpen, kuis, gambar, puisi, surat dari pembaca, dll. Akhirnya saya bikin sendiri majalah saya dari buku tulis. Isinya juga saya bikin sendiri. Mulai dari cerpennya, puisinya, gambarnya, bahkan sampai surat dari pembaca pun, saya yang bikin (aneh banget, judulnya doang surat dari pembaca, tapi yang bikin ya saya2 juga). Oh iya, dulu juga ada kuisnya, dan saya bener-bener menghadiahkan sesuatu buat temen saya yang bisa menjawab pertanyaan kuis itu via telpon. Iya! Via telpon! Hahaha, udah kayak majalah beneran kan.

Judul majalah saya waktu itu adalah Permata. Emang ada yang baca? Wuss jangan salah. Temen-temen saya dulu banyak yang baca. Tuh majalah jadi-jadian digilir ampe kemana-mana, beberapa orang nagih “Kapan keluar edisi berikutnya?” Hahaha. Dan memang, majalah jadi-jadian saya itu sempet ‘terbit’ beberapa edisi. Wuah, kangen banget sama ‘majalah-majalah’ saya itu. Pada kemana ya? Hmm..

Cukup nostalgianya ya. Iuat intermezzo aja, biar Ina kecil ikutan ngeksis dikit.

Back to the topic : Kenapa saya menulis? Kenapa kita semua harus menulis?

image source :http://hannazakiyya.wordpress.com/2012/01/11/menulis-bermanfaat/

Coba perhatikan kutipan ucapan dari Ustadz Salim A Fillah berikut,

“Jika menulis adalah hobi, maka kita akan melakukannya ketika kita sedang senang. Tapi ketika menulis adalah sebuah misi, maka kita akan berdarah-darah untuk melakukannya.”

Tidak salah tentunya, menjadikan menulis adalah sebuah hobi. Bahkan ketika ada form yang harus saya isi, di bagian hobi dan keahlian saya isi dengan menulis. Walaupun dilihat dari sisi kualitas tulisan saya, masih sangat jauh dari kategori orang yang biasa dan ahli menulis.

Namun ada yang lebih dari sekadar hobi, ternyata. Menulis sebagai sebuah misi.

Misi menebarkan kebaikan, mungkin lebih tepatnya.

Tahukah kamu, ketika nanti kamu telah tiada, apa yang bisa orang kenang dari dirimu selain fotomu? Karyamu. Ya. Tulisan-tulisanmu.

Entah itu lewat status fb, notes, kutipan, resume, blog, ataupun buku.

Kalau boleh saya ibaratkan, tulisan adalah investasi.

Tapi, tidak semua tulisan bisa menjadi investasi kita, kan? Hanya yang isinya adalah ilmu dan ajakan kepada kebaikan lah yang insya Allah akan jadi investasi kita kelak.

Mungkin kamu nggak akan sadar, berapa orang yang hatinya tenang setelah melihat kutipan ayat AlQur’an yang kamu tulis di statusmu.

Atau berapa orang yang tadinya tidak tahu kemudian menjadi tahu setelah membaca tulisan di notesmu.

atau berapa orang yang menghindari maksiat yang tadinya ingin dia lakukan setelah membaca tulisan di blogmu.

Bukankah dengan begitu kamu menjadi perantara kebaikan? :)

Maka jangan heran, ketika nanti di akhirat, tiba-tiba ada simpanan pahala yang kamu sendiri nggak tahu itu datang darimana. Bisa jadi dari aktivitas-aktivitas yang kayak gini nih.

Wah subhanallah, sesuatu banget kan?

Jadi inget ulama-ulama terdahulu, mereka menuliskan banyak sekali kitab yang menjadi panduan kita saat ini. beberapa dari mereka tidak menuliskan nama mereka pada kitab yang mereka tulis untuk menjaga keikhlasan mereka. Mereka penulis yang sangat produktif. Dan yang mereka tulis adalah ilmu. Ilmu, kawan ! bukan bualan sia-sia yang menambah penat orang yang membacanya. Saya merinding membayangkan berapa banyak tumpukan pahala yang mereka miliki. Subhanallah..

Kadang minder euy, kalau inget para ulama terdahulu..

Yuk, mulai menulis.

Seberapa pun berantakannya tulisan kita, seberapa belum sempurnanya ia, tapi tetaplah memulai, sedikit demi sedikit.

Investasi untuk nanti, ketika tidak ada lagi yang bisa dikenang dari kita, selain foto-foto kita.

Insya Allah, niat baik akan selalu dibalas oleh Allah.

Setuju? Setuju lah ya..haha..maksa

Lagian, saya percaya setiap orang bisa menulis. Yang membedakan kualitas tulisan yang satu dengan yang lain adalah jam terbang masing-masing dalam menulis à ini opini saya loh ya.

Makin sering nulis, makin mahir deh, insya Allah. Oh ya, jangan lupa juga, banyak baca. Apa yang mau ditulis kalo ga ada yang dibaca?

Tapi saya kan harus memperhatikan kaidah penulisan,sedangkan saya belum mahir dalam hal kayak gitu

Hey hey, itu masalah lain. Memangnya apa yang mau kau tulis? Kalau nulis skripsi ya jelas, nggak bisa seenak udel.

Tapi kalo nulis artikel bebas, setahuku (ini setahuku loh ya, aku bukan professional), asalkan tidak menyinggung SARA, tidak masalah.

Masalah kualitas tulisan kamu, penyampaian ide, dan lain sebagainya itu kembali lagi ke kebiasaan menulis kamu.

Untuk awalan, kesampingkan dulu lah, apa itu, keindahan bahasa, kesamaan irama, bah, nanti nggak jadi-jadi tulisanmu.

Mengalir sajalah. Sesuatu yang berasal dari hati akan sampai juga ke hati. Betul ?

Jadi? Siap nulis? Capcuss ciiiiin !

:D

image source :http://funnie.blogdetik.com/2011/05/31/menulis-dan-berkicaulah-tanpa-batas/

Sodara-sodara, perhatian. Ini memang pure opini saya sebagai anak ingusan yang belum mahir dalam tulis menulis. Mohon maaf ya kalo ada yang salah. Peace!

.__.




Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Menyapih Empeng Anak

girls

fabulous science 4