SukaSukaSaya#2 : Yumna & Yusra ngomongin utang



Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaykum. Salam Semangat Semua ^^
Setelah kemarin sekilas kita ngomongin tentang riba, nah, sekarang ngomongin tentang utang piutang yok. Kenapa utang piutang? Ya..karena saya lagi pingin bahas itu, he he. oya maaf kalo formatnya jelek dan sulit dibaca T.T
Oke, ini dia, perbincangan ringan antara Yusra dan Yumna, anak kembar yang ditakdirkan mempunyai nasib berbeda. Yang satu miskin, yang satu kaya. Si miskin (Yusra) punya akhlak yang lebih baik dari si kaya (Yumna). Asumsikan Yusra punya pengetahuan agama yang lebih dari Yumna.
Yumna : *ngedumel* Capek deh, nagihin utang sama si X ! Bilangnya ntar ntar mulu. Kalo tau gitu nggak kupinjemin duit deh tempo hari !
Yusra : *muncul dengan langkah lembut, jilbab berkibar* Kenapa Yumna? Kok marah-marah?
Yumna : Sebel. Kalo ngutangin orang ya gini nih, nyusahin. Harusnya nggak usah ada aja tuh yang namanya utang-utangan!
Yusra : Loh, utang piutang itu perkara yang dibolehkan dalam Islam. Malahan dianjurkan. Orang yang ngutangin, bahkan bisa masuk surga karena pinjamanannya.
Yumna : seriusan? *tertarik* kok bisa?
Yusra : sini-sini, duduk dulu, aku bakal jelasin tapi kamu janji jangan marah-marah lagi *narik tangan Yumna*
Yumna : Deal *duduk*
Yusra : Sahabat Hudzaifah, pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Ada seorang laki-laki yang hidup di zaman sebelum kalian. Lalu datanglah seorang malaikat maut yang akan mencabut rohnya. Dikatakan kepadanya (oleh malaikat maut): “Apakah engkau telah berbuat kebaikan?” Laki-laki itu menjawab: “Aku tidak mengetahuinya.” Malaikat maut berkata: “ Telitilah kembali apakah engkau telah berbuat kebaikan.” Dia menjawab: “Aku tidak mengetahui sesuatu pun amalan baik yang telah aku lakukan selain bahwa dahulu aku suka berjual beli barang dengan manusia ketika di dunia dan aku selalu mencukupi kebutuhan mereka. Aku memberi keluasan dalam pembayaran hutang bagi orang yang memiliki kemampuan dan aku membebaskan tanggungan orang yang kesulitan.” Maka Allah (dengan sebab itu) memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Bukhari III/1272 no.3266)

Memberikan kelapangan bagi orang yang berutang ketika dia belum mampu membayar adalah sebuah kemuliaan. Allah sangat menyukai orang-orang yang membebaskan kesulitan saudaranya, Yumna..Bahkan Allah menjanjikan naungan di hari kiamat untuk orang tersebut,

“Barangsiapa yang ingin dinaungi Allah dengan naungan-Nya (pada hari kiamat), maka hendaklah ia menangguhkan waktu pelunasan hutang bagi orang yang sedang kesulitan, atau hendaklah ia menggugurkan hutangnya.” (HR Ibnu Majah II/808 no. 2419. Dan di-shahih-kan oleh syaikh Al-Albani)

Atau kalo kamu ikhlas, kamu bisa mengikhlaskan pinjamanmu, itu lebih baik ^^ *senyum*
Yumna : Enak aja. Enak banget kalo kayak gitu, bisa-bisa kalo orang-orang yang biasa ngutang tau tentang hadits2 yang kamu bilang tadi, mereka jadi semakin seneng ngutang !
Yusra : Nah, makanya, kita pun harus selektif dalam memilih orang yang akan kita hutangi. Kalau bisa, kita bener2 tau, uang yang akan kita pinjamkan akan digunakan untuk apa, gitu Yumna. Jadi, kita bisa tau apakah uang yang kita pinjamkan bener-bener bermanfaat atau nggak buat orang itu. Kan nggak lucu aja, misalnya kita niat minjemin baik-baik, eh ternyata uangnya buat modal jualan bir. Hehe. Eh aku ekstrim banget ya ngasih contohnya.
Kalo kamu kira dengan hadits2 tadi, orang-orang muslim jadi pada doyan ngutang, hmm..Harusnya sih nggak gitu..Kita, sebagai muslim, harusnya pantang ngutang. Karena Rasul sendiri mewanti-wanti kita agar berhati-hati dalam perkara ini. karena ini bukan perkara main-main,
Sabda Rasulullah, “Akan diampuni orang yang mati syahid semua dosanya, kecuali utangnya.” (HR. Muslim)
Kamu tau sendiri kan, keutamaan orang yang mati syahid itu gimana..tapi tetep diwanti-wanti dengan perkara utang. Karena utang, bisa bikin orang melakukan banyak perbuatan dosa,
Kata Rasulullah, “Sesungguhnya seseorang apabila berutang, maka dia sering berkata lantas berdusta, dan berjanji lantas memungkiri.” (HR. Bukhari).
Makanya, meski diperbolehkan, ngutang itu tetep ada adab dan ketentuannya, supaya kita nantinya gak terlilit utang berkepanjangan tanpa mampu melunasi. Mau aku jelasi nggak?
Yumna : Ya, ya, lanjut deh *nguap*
Yusra : Jangan tidur ya, ini penting.
PERTAMA, kalo kita transaksi utang piutang itu ditulis, jadi inget dan ada barang buktinya. Allah udah njelasin di Al Baqarah ayat 282
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujural aayah
KEDUA, Kita nggak boleh mengambil keuntungan dari yang kita pinjamkan. Itu riba, Yumna. Udah dibahas sama yang bikin script kita ini di notes dia sebelumnya. Riba itu bentuknya bukan Cuma duit. Inget, kalo kita ngasih pinjeman ke orang lantas menyuruh orang itu untuk membantu kita karena kita udah ngutangin dia, hati-hati, itu bisa masuk riba ! karena masuk ke dalam kategori mengharapkan tambahan atas pinjaman yang kita berikan. Kalo kata pak Ali Sakti sih, kunci menghindari riba adalah, kita harus sensitif.
KETIGA, Kalo kita ngutang, maka harus bener-bener niat untuk melunasinya. Jangan sampe kita niat ngutang untuk bersenang-senang belaka, atau niatnya sebenernya pingin minta duit, tapi dalihnya ngutang, soalnya kalo minta duit mungkin nggak dikasih. Inget, Allah ngancem loh..
"Siapa yang mengambil harta-harta manusia berkehendak untuk membayarnya, Allah akan membayar dari padanya dan siapa yang mengambil harta-harta manusia dan berkehendak merugikannya (menghancurkannya), Allah akan merugikannya”. (Shahih Bukhary dari Abu Hurairah)
Itulah kenapa, kita ngutang lebih baik saat kita bener2 lagi butuh uang, untuk memenuhi kebutuhan kita yang memang harus terpenuhi. KEBUTUHAN, bukan KEINGINAN.
KEEMPAT, Kalo kita udah punya duit untuk melunasi utang-utang kita, maka kita harus segera melunasinya..
Sebaik-baik orang adalah yang mudah dalam membayar utang (tidak menunda-nunda). (HR. Bukhari, Nasa’i, Ibnu Majah, Tirmidzi).
Jangan sampe kita jadi orang yang kayak gini,
Barangsiapa menunda-nunda pembayaran utang, padahal ia mampu membayarnya, maka bertambah satu dosa baginya setiap hari. (HR. Baihaqi)
Karena itu merupakan bentuk kodzoliman terhadap orang yang memberikan pinjaman ke kita..
KELIMA, Kalo kita belum bisa membayar hutang-hutang kita padahal kita udah kerja keras buat dapetin uangnya, maka kita harus banyak-banyak berdoa sama Allah. Allah kan Pemilik Segalanya. Ia bisa mudahkan rezeki buat siapa yang Ia kehendaki.. ada cerita menarik sekaligus nasihat Rasulullah untuk sahabatnya,
Pada suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a:
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Kata Abu Umamah radhiyallahu ’anhu: ”Setelah membaca do’a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu Dawud 4/353).
Doa itu ada kok di alma’tsurat..
Nah,Yumna, mungkin itu dulu yang bisa Yusra jelasin ya. Semoga Yumna bisa lebih ikhlas dan legowo nagih utang2 Yumna di temen-temen, kan sekarang udah tau keutamaan orang yang ikhlas dalam menghutangi orang yang membutuhkan. Tapi inget, kita juga harus bijak dalam memberi pinjaman. Jangan sampai, kebaikan kita justru dimanfaatkan oleh orang lain. Ya nggak, Yum? *menoleh ke yang bersangkutan*
Yumna : GROK..GROK..*ngorok*
Yusra : *speechless*
Yak itulah dia kisah Yumna dan Yusra. Walaupun nggak happy ending karena ternyata si Yusra ngoceh sendirian, haha..
Sekian dulu ya.
Wassalamu’alaykum. Salam Semangat Semua ^^
Ps : tokoh diatas hanya fiktif. Kalo ada kesamaan ama yang ada di sinetron di R*TI, ya..maap2 aje, emang sengaja gitu sih :D

Source :
http://baguse-rek.blogspot.com/2011/01/hutang-piutang-dalam-islam.html
http://arsitek-peradaban.abatasa.com/post/detail/8409/adab-utang-piutang
http://ibnuabbaskendari.wordpress.com/2011/09/17/keutamaan-dan-bahaya-hutang-piutang-menurut-pandangan-islam/

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Menyapih Empeng Anak

girls

fabulous science 4