Awalnya dari Niat



Awalnya dari Niat

-sebuah ringkasan dari sebuah bab dengan judul yang sama dalam Buku Kado Pernikahan untuk Istriku karya Ust Mohammad Fauzil Adhim-


Awalnya dari niat. Nikah juga diawali dengan niat. Niat yang baik dan jernih akan mendekatkan kepada barakah. Semakin baik niat kita, insya Allah semakin barakah rumah tangga kita. Sekalipun kita tidak bisa menunaikan seluruh perkara yang kita niatkan dengan sebaik-baiknya. Bahkan kalau kita tidak bisa mengamalkan apa yang sudah kita niatkan dengan sungguh-sungguh, maka bagi kita apa yang kita niatkan. Allah menyempurnakan apa yang kita niatkan, sekalipun kita tidak bisa melaksanakan.

Tetapi beda sekali antara niat yang sungguh-sungguh kuat dengan mengada-adakan niat. Semoga Allah menyelamatkan kita dari ghurur (terkelabui). Kita menyangka kita punya niat,padahal hanya angan-angan yang kemudian kita jelaskan dengan akal.

Awalnya dari niat. Maka, atas dasar apakah engkau menikahi istrimu? Jika gadis yang engkau pinang itu cantik dalam pandanganmu, apakah engkau menikahinya karena mengharapkan keindahan dan wajah yang megesankan? Ataukah, karena khawatir kecantikannya dapat membuatmu terjerumus kepada maksiat, lalu engkau berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menikahinya demi menjaga kehormatan kalian berdua?

Beda sekali antara keduanya. Yang pertama dapat mendatangkan kekecewaan setelah menikah. Pernikahan sangat sedikit barakahnya. Sedang yang kedua, insya Allah akan dipenuhi kebarakahan dari Allah yang terus melimpah.

Ketika engkau melihat calon istrimu memiliki ilmu agama yang bagus, atas dasar apakah engkau memilihnya? Ketika engkau melihat calon istrimu berkecukupan, atas dasar apakah engkau meminangnya? Ketika engkau melihat calon istrimu berkekurangan, atas dasar apakah engkau memintanya kepada kedua orang tuanya?

Awalnya dari niat.

Aku mendengar, kata Umar bin Khattab, Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan itu (dinilai) berdasarkan niatnya- dan sesungguhnya setiap orang hanya memperoleh apa yang dia niatkan;  barang siapa yang hijrahnya (diniatkan) kepada Allah dan Rasul-Nya maka (nilai) hijranya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya diniatkan kepada urusan dunia yang ingin diraihnya atau perempuan yang ingin dinikahinya maka (nilai) hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya itu ”(HR Bukhori Muslim)

Adapun jika engkau telah berniat dengan niat yang baik maka berbahagialah, sebab Rasulullah saw. Bersabda, “Niat orang mukmin lebih baik daripada perbuatannya. Sementara niat orang fasik lebih jelek daripada perbuatannya.”

Maka marilah kita meniatkan satu kebaikan di dalam pernikahan. Niat mendidik anak dengan sebaik-baik pendidikan. Niat menetapkan satu sunnah hasanah dalam keluarga. Niat untuk melaksanakan perbuatan yang mendatangkan barakah bagi kita beserta suami (istri) kita. Niat untuk memuliakan istri (suami) dengan perkataan yang lembut, bukan kasar dan menyakitkan. Serta niat yang lain.

Satu saja niat yang sungguh-sungguh ingin kita kerjakan, insya Allah menjadi pintu barakah, kebaikan berlipat-lipat yang terus berkembang. Hanya Allah yang berhak menentukan kebaikan apa yang dikaruniakan kepada kita di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik Pemberi Kebaikan. Maha Suci Allah dari segala keburukan yang diangan-angankan oleh akal yang keruh.

Adakalanya niat kita ketika hendak menikah masih belum bersih, kemudian Allah memberikan kasih sayang-Nya. Allah memberikan berbagai keadaaan sehingga kita mensucikan niat kita. Allah menurunkan peristiwa-peristiwa sehingga kita mengetahui kekotoran  niat kita yang selama ini tersembunyi dari pengetahuan kita sendiri.

Adakalanya niat seseorang sudah bersih, kemudian Allah menguji kesungguhan niatnya. Allah memberikan ujian, sehingga tampak apakah ia bersungguh-sungguh dengan niatnya. Sehingga tampak apakah ia tetap berpegang pada tali-Nya di saat menghadapi kesulitan. Yang demikian ini insya Allah akan membuat niatnya lebih dekat kepada barakah dan tidak mudah luntur oleh keadaan setelah menikah.

Adakalanya Allah mensucikan bumi dengan menurunkan hujan. Dalam hujan ada kilat dan petir. Sebelum hujan ada mendung tebal yang membuat gerah orang-oang di muka bumi. Sayangnya, seringkali kita salah sangka. Kita sering tidak bisa membedakan antara panasnya terik matahari dengan gerahnya awal mendung tebal yang mengawali hujan penuh rahmat.

Penyucian niat juga bisa terjadi karena bertambahnya ilmu. Ketika seseorang memperoleh pengetahuannya yang lebih baik mengenai agamanya, akhirnya ia mengenali kekeruhan-kekeruhan niat yang selama ini tidak diketahuinya. Oleh karena itu, suami-istri tetap perlu menuntut ilmu setelah berumah tangga. Mudah-mudahan mereka dapat menjadi suami istri dan orang tua yang penuh barakah, melahirkan keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaaha illaLlah melalui pernikahan mereka. Allahumma aamiin.

Mudah-mudahan Allah memperbaiki niat kita. Mudah-mudahan Allah melepaskan kita dari ghurur (terkelabui) atas perkara-perkara yang kita sangka niat kita, padahal hanya angan-angan yang kita jelaskan dengan akal saja.

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Menyapih Empeng Anak

girls

fabulous science 4